Jumat, 31 Januari 2020

Aplikasi tekanan darah dalam kehidupan Hari Jumat Tanggal 31 Januari 2020 Kelas 8C dan 8B Jam Ke 2 dan 3-5


Memahami cara mengukur tekanan darah
Apabila Anda ingin menjaga agar tekanan darah tetap terkontrol, penting bagi Anda untuk memahami kapan tekanan darah yang dianggap normal, dan kapan yang dianggap tidak normal.
Saat tenaga medis mengukur tekanan darah Anda, di alat pengukur tekanan darah akan muncul dua jenis angka, yaitu sistolik dan diastolik yang dipisahkan dengan garis miring seperti sebuah pembagian.
Sistolik adalah angka yang ada di “atas” dan diastolik adalah angka yang ada di “bawah”. Sistolik menunjukan tekanan ketika jantung Anda memompa darah ke seluruh tubuh,. Sementara diastolik menunjukkan tekanan ketika jantung Anda dalam keadaan istirahat yaitu saat terjadi pengisian darah ke jantung (di antara ketukan atau detak).
hipertensi maligna
Jika tekanan darah Anda adalah 120/80, 120 adalah tekanan sistolik dan 80 adalah diastolik. Angka normal tekanan darah adalah angka atas (sistolik) lebih rendah dari 120, dan angka bawah (diastolik) yang lebih rendah dari 80. Jadi, angka normal tekanan darah adalah di bawah 120/80.
Sedangkan tekanan pada darah dianggap tinggi (hipertensi) jika angka atas (sistolik) lebih tinggi dari 140 atau jika angka bawah (diastolik) lebih dari 90 dalam dua kali pengukuran. Meski angka tersebut tidak bisa selalu dianggap hipertensi, namun Anda harus selalu waspada karena angka tersebut sudah di atas normal.
Apabila angka tekanan darah Anda di antara 120/80 dan 140/90, ini artinya Anda mengalami kondisi prehipertensi di mana Anda belum memerlukan obat namun perlu waspada terhadap tekanan darah Anda. Pada kondisi ini Anda harus mulai melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat.
Mengenal hipertensi atau tekanan darah tinggi
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan  pada darah itu sendiri adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong melawan dinding pembuluh darah (arteri). Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya.
Tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 milimeter merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika jantung dalam keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.
Tidak hanya itu, stres dan perasaan cemas juga dapat berkontribusi terhadap kenaikan tekanan darah Anda. Tekanan pada darah yang terlalu rendah dapat menyebabkan pusing. Sementara tekanan darah terlalu tinggi mungkin tidak menyebabkan gejala apapun, namun bisa juga memicu stroke. Tekanan darah yang tinggi dan terjadi secara terus menerus juga dapat menyebabkan gagal jantung kongestif, gagal ginjal, pengerasan arteri, dan komplikasi lainnya.
Anda akan dipastikan memiliki tekanan darah tinggi saat dokter mendeteksinya dalam pemeriksaan fisik rutin, karena Anda mungkin tidak memiliki gejala apapun. Karena merasa bahwa tidak ada sesuatu yang salah dalam tubuhnya, kebanyakan orang mungkin tidak rajin medical check up ke dokter kecuali Anda merasa sakit. Nah, hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa hipertensi disebut sebagai “silent killer.”
Bagaimana cara mencegah hipertensi?
mencegah hipertensi tekanan darah tinggi
  • Jaga berat badan ideal
Faktanya, orang yang memiliki berat badan berlebih, entah itu overweight atau obesitas mempunyai 2 sampai 6 kali peluang lebih besar mengalami hipertensi. Oleh karena itu, usahakan untuk menjaga berat badan tetap ideal, karena tak hanya bisa mencegah hipertensi tapi dengan begitu Anda bisa menurunkan berbagai risiko penyakit lainnya.
  • Rutin berolahraga
Faktanya, orang yang berolahraga rutin memiliki risiko hipertensi yang lebih rendah ketimbang yang tidak melakukan olahraga sama sekali.
Untuk menjaga tekanan pada darah tetap normal, sebaiknya lakukan olahraga selama 2 jam hingga 30 menit per minggu. Tak perlu olahraga yang terlalu sulit, cukup jalan santai, jogging, atau bersepeda saja sudah dapat mencegah hipertensi.
  • Stop merokok
Hipertensi adalah salah satu efek samping buruk yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan merokok. Merokok juga dapat membuat Anda terkena berbagai penyakit kronis seperti stroke, penyakit jantung, dan serangan jantung. Jadi, hentikan kebiasaan merokok Anda mulai sekarang.
  • Hindari stress
Stres dapat membuat tekanan pada darah naik sesaat. Namun, jika Anda tidak mengelola stres dengan baik maka tekanan darah akan terus tinggi dan bisa menimbulkan kondisi hipertensi.
Stres memang wajar terjadi, tapi yang paling penting bagaimana Anda mengelolanya dengan baik. Lakukan hal-hal yang bisa membuat Anda rileks, seperti mendengarkan musik, meditasi, atau yoga.
  • Minum obat untuk penderita hipertensi
Obat hipertensi  yang biasanya dikombinasikan adalah kelas diuretik, beta blocker, penghambat enzim engiotensin (ACE inhibitor), angiotensin-II antagonis, dan calcium blocker.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar